Senin, 12 Maret 2018

Review Jurnal : 'Analisis dan Pembangunan Infrastruktur Cloud Computing'

Nama: Dimas Herianto
NPM: 53414099
Kelas: 4IA22

Analisis dan Pembangunan Infrastruktur Cloud Computing
Penulis: Teti Ernawati dan Agung Helmi Zulfiaji (Politeknik TEDC Bandung)

Judul
Analisis dan Pembangunan Infrastruktur  Cloud Computing
Jurnal
Jurnal Cybermatika
Volume
Vol. 1 No. 2
Tahun
2013
Penulis
Tati Ernawati & Agung Helmi Zulfiaji (Politeknik TEDC Bandung)
Reviewer
Dimas Herianto
Tanggal
13 Maret 2018

Abstrak
Efisiensi dalam penggunaan cloud computing menjadi alasan mendasar pengguna memanfaatkan teknologi cloud computing. Penelitian ini melakukan analisis dan membangun infrastruktur cloud computing pada studi kasus di sektor pendidikan. Infrastruktur yang dibangun adalah  layanan Server as a Service yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan kegiatan praktikum  siswa. Infrastruktur dibangun berdasarkan kebutuhan pengguna (user requirements) yang diperoleh melalui metode wawancara. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu metodologi eksperimen yang terdiri dari sembilan tahapan. Hasil pengujian menunjukkan prototype IaaS yang dibangun sudah berhasil memenuhi kebutuhan untuk kegiatan praktikum siswa dengan kinerja yang lebih baik dibandingkan sistem yang sedang berjalan. Kinerja tersebut ditunjukkan pada efisiensi dalam setup time, ability dan access area. Kekurangan prototype IaaS terdapat pada respon time dan package install.
Tujuan Penelitian
Bertujuan untuk membangun infrastruktur cloud computing pada studi kasus di sektor pendidikan. Infrastruktur yang dibangun adalah  layanan Server as a Service yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan kegiatan praktikum  siswa khususnya mata pelajaran jaringan komputer siswa kelas XI (sebelas). Hasil dari penelitian ini yaitu prototype IaaS yang sudah diuji pada studi kasus di salah satu sekolah menengah kejuruan di kota Bandung.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang terdiri dari 9 tahapan.
Hasil Pengujian
Hasil pengujian diawali dengan proses pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan oleh para penguji. Data diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu
a. Data hasil pengujian berdasarkan kesesuaian sistem yang dibangun dengan user requirements.
b. Data hasil pengujian berdasarkan kinerja sistem, diperoleh melalui perbandingan sistem yang berjalan dengan sistem yang dibangun.
Data hasil uji terhadap kinerja sistem
Dilakukan dengan membandingkan sistem cloud dengan sistem yang berjalan saat ini dengan spesifikasi perangkat keras yang setara, dan Data skor perhitungan diperoleh dengan mengambil rata-rata nilai parameter pengujian, yaitu Setup Time, Response Time, Access Area, Package Install, dan Ability.
Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan, penulis membuktikan dan menjelaskan bahwa untuk uji kinerja sistem, efisiensi diperoleh pada paramenter setup time  yaitu 23.33 menit lebih cepat dibandingkan sistem non cloud; untuk  ability dapat menyediakan 4 server virtual  sementara sistem non cloud hanya 2 server; dan access area yang lebih luas. IaaS yang dibangun memiliki kekurangan pada respon time yaitu 2.33 detik lebih lambat dibandingkan sistem non cloud dan package install yang kurang fleksibel karena harus selalu terkoneksi repository internet.
Kelebihan Penelitian
1.Teori dan model analisis yang diguakan tepat
2. Bahasa yang digunakan  oleh penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca. Analisisnya sangat rinci dan mudah dipahami
Kelemahan Penelitian
Dalam pengujian ini terdapat keterbatasan penelitian (limitations of research) yaitu penggunaan sistem operasi yang berbeda dalam proses pengujian. Sistem operasi yang digunakan sistem cloud yaitu Ubuntu 10.04 Server LTS sedangkan non cloud menggunakan Windows 7. Hal ini terjadi dikarenakan peneliti tidak dapat merubah sistem operasi yang sudah lama berjalan sehingga kemungkinan akan berdampak kepada akurasi hasil pengujian


Sumber :


Tugas 1~ Pengantar Komputasi Modern

A. Komputasi Grid

Komputasi Grid adalah penggunaan sumber daya yang melibatkan banyak komputer yang terdistribusi dan terpisah secara geografis untuk memecahkan persoalan komputasi dalam skala besar.
Grid Computing erat kaitannya dengan metode komputasi paralel. Metode ini dapat membagi kerja komputer menjadi beberapa bagian sehingga, tidak memberatkan kerja komputer itu sendiri dan mempercepat kerja komputer.

Sebagai contoh, bila ada suatu perintah untuk mencari satu angka dari 100 angka, komputer tersebut memiliki 10 processor. Dengan adanya komputasi paralel, komputer tersebut dapat memecah kerja menjadi 10 bagian untuk mencari angka tersebut. hal ini tentu saja dapat mempercepat dan memperingan kerja komputer. Tentu saja masalah pembagian kerja komputer tersebut dalam skala kecil. Tapi dari sinilah grid computing dikembangkan. Grid computing semakin dikembangkan dengan adanya jaringan dan internet. Dengan jaringan, kerja komputer terbagi-bagi di satu tempat dan tempat lain, namun pekerjaannya tetap satu atau terhubung.

Grid Computing memanfaatkan kekuatan pengolahan berbagai unit komputer, dan menggunakan kekuatan proses untuk menghitung satu pekerjaan. Pekerjaan itu sendiri dikontrol oleh satu komputer utama, dan dipecah menjadi beberapa tugas yang dapat dilaksanakan secara bersamaan pada komputer yang berbeda. Tugas-tugas ini tidak perlu saling eksklusif, meskipun itu adalah skenario yang ideal. Sebagai tugas lengkap pada berbagai unit komputasi, hasil dikirim kembali ke unit pengendali, yang kemudian collates itu membentuk keluaran kohesif. Satu masalah akan kurangnya sumber daya untuk komputasi tinggi sudah terpenuhi dengan kehadiran grid computing. Namun masalah tidak berhenti di situ saja. Salah satu komponen yang terpenting juga dalam grid computing adalah konektifitas atau jaringan. Tidak akan membentuk sebuah grid computing kalau tidak ada jaringan. Didalam sebuah jaringan, tidak asing lagi dengan penggunaan IP Address. Lebih dari 20 tahun manusia menggunakan IPv4 sebagai protokol jaringan. Namun, jumlah IPv4 yang mencapai 4,3 milyar sudah habis tanggal 15 April 2011. Tentu saja hal ini menjadi kendala bagi pengguna internet, khususnya grid computing ini yang juga membutuhkan IP Address valid untuk konektifitasnya. Muncullah protokol jaringan baru yang merupakan pengganti dari IPv4 yang sudah habis yaitu IPv6. Dengan protokol ini, pengguna internet tidak perlu khawatir lagi akan kebutuhan penggunaan IP Address.

Prinsip Kerja Grid Computing
Dua prinsip kerja utama grid computing yang membedakannya dari arsitektur komputasi yang lain :

  • Virtualisasi

Setiap sumberdaya (semisal komputer, disk, komponen aplikasi dan sumber informasi) dikumpulkan bersama-sama menurut jenisnya, lalu disediakan bagi konsumen (semisal orang atau program software). Virtualisasi berarti meniadakan koneksi secara fisik antara penyedia dan konsumen sumberdaya, dan menyiapkan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan tanpa konsumen mengetahui bagaimana permintaannya bisa terlayani.

  • Provisioning

Ketika konsumen meminta sumberdaya melalui layer virtualisasi, sumberdaya tertentu di belakang layer didefinisikan untuk memenuhi permintaan tersebut, dan kemudian dialokasikan ke konsumen. Provisioning sebagai bagian dari grid computing berarti bahwa system menentukan bagaimana cara memenuhi kebutuhan konsumen seiring dengan mengoptimasi jalannya sistem secara keseluruhan.



B. Virtualisasi



Virtualisasi adalah membuat sebuah simulasi dari perangkat keras, sistem operasi, jaringan maupun yang lainnya. Di bidang teknologi informasi, virtualisasi digunakan sebagai sarana untuk improvisasi skalabilitas dari perangkat keras yang ada.Dengan virtualisasi, beberapa sistem operasi dapat berjalan secara bersamaan pada satu buah komputer. Hal ini tentunya dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah perusahaan.

Perangkat lunak yang digunakan untuk menciptakan virtual machine pada host machine biasa disebut sebagai hypervisor atau Virtual Machine Monitor (VMM). Menurut Robert P. Goldberg dalam tesisnya yang berjudul Architectural Principles For Virtual Computer Systems pada hal 23 menyebutkan bahwa tipe-tipe dari VMM ada 2 yaitu:


  • Type 1 berjalan pada fisik komputer yang ada secara langsung. Pada jenis ini hypervisor/VMM benar-benar mengontrol perangkat keras dari komputer host-nya. Termasuk mengontrol sistem operasi-sistem operasi guest-nya. Contoh implementasi yang ada adalah KVM dan OpenVZ. Adapun contoh yang lain seperti VMWare ESXi, Microsoft Hyper-V.


  •  Type 2 berjalan pada sistem operasi diatasnya. Pada tipe ini sistem operasi guest berada diatas sistem operasi host. Contoh tipe ini adalah VirtualBox.

C. Cloud Computing


Cloud Computing adalah sistem komputerisasi berbasis jaringan/internet, dimana suatu sumber daya, software, informasi dan aplikasi disediakan untuk digunakan oleh komputer lain yang membutuhkan. Mengapa konsep ini bernama komputasi awan atau cloud computing? Ini karena internet sendiri bisa dianggap sebagai sebuah awan besar (biasanya dalam skema network, internet dilambangkan sebagai awan) yang berisi sekumpulan besar komputer yang saling terhubung, jadi cloud computing bisa diartikan sebagai komputerisasi berbasis sekumpulan komputer yang saling terhubung.

Cloud computing bisa dianggap sebagai perluasan dari virtualisasi. Perusahaan bisa menempatkan aplikasi atau sistem yang digunakan di internet, tidak mengelolanya secara internal. Contoh cloud computing untuk versi public adalah layanan-layanan milik Google seperti Google Docs dan Google Spreadsheet. Adanya kedua layanan tersebut meniadakan kebutuhan suatu aplikasi office untuk pengolah kata dan aplikasi spreadsheet di internal perusahaan. Contoh cloud computing untuk keperluan non public adalah Amazon EC2 ( Amazon Elastic Compute Cloud ). Amazon menyediakan komputer induk, kita bisa mengirim dan menggunakan sistem virtual dan menggunakannya dalam jangka waktu dan biaya sewa tertentu.


D. Distribusi Computation Dalam Cloud

Kegiatan ini merupakan kumpulan beberapa computer yang terhubung untuk melakukan pendistribusian, seperti mengirim dan menerima data serta melakukan interaksi lain antar computer yang dimana membutuhkan sebuah jaringan agar computer satu dan lainnya bisa saling berhubung dan melakukan interaksi. Hal ini semua dilakukan dengan cloud computing yang seperti kita ketahui memberikan layanan dimana informasinya disimpan di server secara permanen dan disimpan di computer client secara temporary.

Komputasi Terdistribusi merupakan salah satu tujuan dari Cloud Computing, karena menawarkan pengaksesan sumber daya secara parallel, para pengguna juga bisa memanfaatkannya secara bersamaan (tidak harus menunggu dalam antrian untuk mendapatkan pelayanan), terdiri dari banyak sistem sehingga jika salah satu sistem crash, sistem lain tidak akan terpengaruh, dapat menghemat biaya operasional karena tidak membutuhkan sumber daya (resourches).

Distribusi komputasi ini memiliki definisi mempelajari penggunaan terkoordinasi dari computer secara fisik terpisah atau terdistribusi. Pada distributed computing ini, program dipisah menjadi beberapa bagian yang dijalankan secara bersamaan pada banyak computer yang terhubung melalui jaringan internet.


E. MapReduce dan NoSQL Database

MapReduce


MapReduce adalah model pemrograman rilisan Google yang ditujukan untuk memproses data berukuran raksasa secara terdistribusi dan paralel dalam cluster yang terdiri atas ribuan komputer. Dalam memproses data, secara garis besar MapReduce dapat dibagi dalam dua proses yaitu proses Map dan proses Reduce. Kedua jenis proses ini didistribusikan atau dibagi-bagikan ke setiap komputer dalam suatu cluster (kelompok komputer yang salih terhubung) dan berjalan secara paralel tanpa saling bergantung satu dengan yang lainnya. Proses Map bertugas untuk mengumpulkan informasi dari potongan-potongan data yang terdistribusi dalam tiap komputer dalam cluster. Hasilnya diserahkan kepada proses Reduce untuk diproses lebih lanjut. Hasil proses Reduce merupakan hasil akhir yang dikirim ke pengguna.


Nosql database


Nosql database tidak seperti sql database yang menggunakan tabel dalam penyusunan datanya, nosql database menggabungkan semua database tidak membedakan jenis2nya dan tanpa karakteristik umum. Tapi nosql database ini memiliki kecepatan yang super cepat dibanding dengan sql database, pencariannya lebih terfokus. Nosql sebetulnya tidak 100% menyimpan data dengan cara tidak terstruktur, terkadang ada miripnya dengan sql database dengan sedikit susunan pada saat2 tertentu.

Bedanya nosql database ini menyusun bagian didalam bagian lainnya (subset). Jadi setiap bagian akan memiliki beberapa bagian lagi didalamnya. Nosql ini cocok dan biasa digunakan untuk penyimpanan aplikasi atau data yang sangat besar. Karena dengan menggunakan nosql data dapat diakses dengan sangat fleksibel dan sangat sedikit kemungkinan error ketika mengakses banyak data dengan format yang berbeda-beda.

Contoh dari NoSql adalah Cassandra, merupakan sebuah sistem penyimpanan data terdistribusi untuk menangani jumlah data yang sangat besar dan terstruktur. Cassandra juga dikembangkan Apache, pengembang yang sama untuk basis data CouchDB. Kemampuan Cassandra dalam menyimpan data dengan jumlah yang sangat besar tidak diragukan lagi.
https://www.codepolitan.com/7-basis-data-nosql-populer