Perubahan
Kebudayaan Indonesia Terhadap Budaya Asing dan Globalisasi
ABSTRAK
Kebudayaan
Indonesia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan, perubahan ini terjadi karena faktor
masyarakat yang memang menginginkan perubahan kebudayaan, dan perubahan kebudayaan yang
terjadi sangat pesat yaitu karena masuknya unsur-unsur globalisasi ke dalam
kebudayaan Indonesia. Unsur globalisasi juga masuk ke dalam kebudayaan lokal,
kebudayaan nasional, dan juga kebudayaan global, karena masuknya unsur-unsur
tersebut maka ada upaya dalam melestarikan dan upaya pemanfaatan kebudayaan di
Indonesia serta pemanfaatan dari kebudayaan-kebudayaan yang ada. Disamping itu
juga penanganan terhadap dampak era globalisasi yang membawa dampak positif
maupun dampak negatif. Pola hidup masyarakat masa kini dengan masa dahulu
sangatlah berbeda hal ini juga dikarenakan akibat globalisasi. Selain itu
dampak karena globalisasi yaitu berkembangnya teknologi-teknologi canggih yang
sangat membantu manusia namun juga dapat merusak mental dan moral generasi
muda, oleh karena itu semua unsur globalisasi perlu dikaji terlebih dahulu
sebelum menerapkan unsur tersebut.
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar yang saling sambung menyambung dari sabang sampai
merauke dan masing-masing daerahnya memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, dan kebudayaan yang berbeda-beda tersebut yang menjadi ciri khas setiap
daerahnya masing-masing. Indonesia
terkenal negara yang memiliki budaya yang beranekaragam, selain itu juga
dikenal sebagai negara dengan
lingkungan sosial budaya yang ditandai
dengan nilai-nilai kehidupan yang ramah, orang-orang yang memegang sopan santun, dan juga masyarakat yang damai.
Di
Indonesia juga banyak peninggalan-peninggalan budayayang beraneka ragam baik dalam wujud sesuatu yang kompleks seperti
aktivitas manusia, tradisi maupun
sebagai wujud benda, dan semua itu perlu dilestarikan, dijaga dan dimanfaatkan.
Namun
seiring berkembangnya zaman dan masuknya duniakebudayaan kedalam era globalisasi, telah membawa perubahan yang
sangat signifikan dan perubahan tersebut dapat menuju arah yang positif
maupun kearah negatif. Semua
perubahan tersebut harus diwaspadai apabila perubahan tersebut menuju kearah yang negatif, dampak
positif yang dapat dirasakan dari adanya globalisasi adalah kemajuan teknologi
yang saat ini telah memberi kemudahan pada setiap orang untuk berkomunikasi.
Sedangkan dampak negatifnya yaitu seperti nilai-nilai budaya Indonesia saat ini telah terkontaminasi dengan
budaya barat,sehingga hal ini sangat berdampak
kepada pola kehidupan manusia,misalnya tatacara berpakaian, sopan santun, pergaulan yang bebas, makanan dan minuman terlarang dan yang paling disayangkan adalah
mulai lunturnya kepedulian terhadap kebudayaan daerah yang merupakan sesuatu yang turun temurun seperti adat
istiadat, tari-tarian tradisional, lagu-lagu tradisional.
Kepedulian
dan kesadaran masyarakat telah menurun dan cenderung masa bodoh terhadap budaya
tradisional, upaya untuk melestarikan dan menjaga kebudayaan telah
menurun sehingga banyak beberapa kebudayaan yang diklaim oleh negara lain
seperti lagu rasa sayang e, tari pendet dari bali, batik, tari reog ponorogo,
wayang kulit dan masih banyak lagi (Nani Tuloli, 2003). Hal ini dikarenakan kurang dihargainya dan kurang
diperhatikannya kebudayaan daerah tersebut.
Kebudayaan dalam masyarakat selalu mengalami perubahan dan perubahan
tersebut terjadi ketika suatu kebudayaan melakukan kontak atau hubungan dengan
kebudayaan asing. Dampak globalisasi terhadap perubahan pola kehidupan
masyarakat Indonesia sangatlah besar, terutama pada kebudayaan daerah yang
mengalami perubahan dan tentunya perubahan kebudayaan yang terjadi saat ini
tidak lepas dari peran masyarakat (Nani Tuloli, 2003).
Semua hal-hal yang menyangkut tentang globalisasi perlu dikaji, bagaimana
dampak globalisasi tehadap budaya lokal, nasional maupun global? Bagaimana cara
melestarikan warisan kebudayaan yang telah ada? Semua pertanyaan itu harus
ditelaah dan dicari jawabannya untuk menjaga kebudayaan Indonesia dengan
nilai-nilai budaya yang asli.
Untuk
dapat mengatasi perubahan kebudayaan akibat dari globalisasi perlu dikaji
bagaimana dampak globalisasi terhadap kebudayaan, bagaimana cara pelestarian
dan pemanfaatan warisan budaya yang ada terlebih dahulu, setelah itu sebagai
masyarakat Indonesia harus berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikannya,
karena pada dasarnya perubahan yang terjadi adalah karena hakikat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin berubah untuk mendapatkan sesuatu yang baru.
Untuk
menangani dampak globalisasi yang terjadi, terlebih dahulu harus dikaji secara
rinci unsur-unsur baru yang masuk agar di dalamnya menemukan mana unsur kebudayaan
yang bersifat positif dan mana unsur kebudayaan yang bersifat negatif. Karena
apabila globalisasi tidak diseimbangi dengan kepedulian dan kepekaan
masyarakat terhadap unsur-unsur kebudayaan yang masuk, dan dengan hanya menerima dan menerapkan unsur-unsur dan
nilai-nilai globalisasi yang ada, maka Indonesia akan berada pada situasi yang
memprihatinkan, unsur-unsur kebudayaan yang asli akan tergeser dan lama
kelamaan kebudayaan Indonesia akan kehilangan jati dirinya.
PEMBAHASAN
Globalisasi
merupakan tantangan besar bagi setiap negara. Keadaan ini di tinjau oleh bangsa
Indonesia yang mengikuti arus globalisasi. Dalam era globalisasi seperti
sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang dengan
pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang
bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-mabukan, clubbing, memakai pakaian
ketat, bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah lumrah di Indonesia.
Kebudayaan orang-orang barat
tersebut sifatnya negatif dan cenderung merusak dan telah menjadi suatu
kebiasaan yang membudaya. Sehingga melanggar norma-norma yang berlaku dan
mempengaruhi kebudayaan bangsa indonesia yang ketimuran.
Tetapi tidak semua kebudayaan asing yang masuk ke indonesia
bersifat negatif, karena ada juga sisi positif dari masuknya budaya asing
tersebut.
Kebudayaan
Lokal Sebagai Ciri Khas Daerah
Indonesia adalah negara yang memiliki kebudayaan yang sangat beragam dan
selain itu juga memiliki suku yang berbeda-beda, setiap suku bangsa membangun
dan mengembangkan kebudayaannya itu melalui pengalaman-pengalaman yang
pernah dialaminya dan juga melalui pengetahuan-pengetahuan yang dimilikinya (Nani Tuloli, 2003),sehingga suku bangsa selalu berkembang seiring
berjalannya waktu dan berkembangnya zaman. Adanya pengaruh dari kebudayaan lain
terhadap kebudayaan lokal akan membuat adanya perubahan, baik perubahan yang
bersifat mendukung maupun perubahan yang justru membawa dampak negatif.
Masuknya unsur kebudayaan asing sebenarnya sudah terjadi sejak zaman
dahulu, contoh kehadiran Hindu dan Islam telah berpengaruh terhadap
kebudayaan-kebudayaan suku bangsa yang ada di Indonesia bagian barat seperti
Jawa dan Sumatera, selain itu kebudayaan bangsa-bangsa lain yang datang ke
Indonesia seperti bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda juga mempengaruhi
budaya-budaya asli daerah-daerah di Indonesia, banyaknya kebudayaan asing yang
masuk membuat budaya lokal berada dalam situasi yang baru dan membingungkan,
dimana situasi tersebut menuntut peran masyarakat, apakah akan tetap
mempertahankan kebudayaan lokal dengan nilai-nilai lokal yang asli ataukah
justru kebudayaan asing akan membawa hal buruk bagi kebudayaan lokal (Nani Tuloli, 2003).
Dimasing-masing kebudayaan memiliki nilai-nilai sendiri yang harus dipatuhi
dan nilai-nilai ini juga digunakan sebagai dasar dalam bertindak dan
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai nilai budaya yang terkandung
dalam kebudayaan dijaga dan dilestarikan melalui hal-hal pembudidayaan,
perlindungan yang dilakukan oleh keluarga dan seluruh lapisan masyarakat. Dan
apabila mengabaikan semua nilai-nilai kebudayaan bangsa atau daerahnya itu
dianggap sebagai suatu perlawanan dan pegkhianatan terhadap leluhur yang
telah mewariskannya (Nani Tuloli, 2003).
Tempat dan
pola kehidupan antara masyarakat desa dan masyarakat kotapun membawa pengaruh
terhadap perkembangan kebudayaan, masyarakat kota yang cenderung acuh dan
mengabaikan nilai-nilai kebudayaan daerah dan justru lebih mengedepankan sifat
modernisasi (Nani Tuloli, 2003), hal ini
juga dikarenakan pengaruh budaya global yang saat ini telah melanda dunia
pergaulan baik dunia anak-anak,remaja maupun orang tua. Berbeda dengan pola
kehidupan masyarakat desa yang masih primitif namun memiliki suatu kebudayaan
yang kuat, sehingga menganggap nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki lebih baik
daripada nilai-nilai kebudayaan yang lain. Misalnya di suatu pedesaan masih
menggunakan bahasa tradisional sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, dengan
demikian masing-masing anggota masyarakat akan mengidentifikasikan dirinya
dengan unsur-unsur kebudayaan yang ada sebagai sesuatu yang harus dijunjung
sehingga dari sinilah nilai-nilai primordial dari kebudayaan dibangun dan
dikembangkan (Nani Tuloli, 2003).
Kebudayaan
Nasional yang Merupakan Kebudayaan Pemersatu
Negara Indonesia adalah negara yang memilki kebudayaan yang sangat beragam
dan juga suku bangsa yang berbeda-beda dari satu daerah dengan daerah yang
lain, akan tetapi semua perbedaan ini tidaklah sesuatu yang harus
dipermasalahkan, akan tetapi hal tersebut justru merupakan sesuatu yang harus
dipersatukan seperti semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda
tetapi tetap satu dan seperti isi dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928 yang setelah itu maka semua elemen rakyat Indonesia bersatu walaupun dalam
keadaan budaya yang berbeda-beda (Karel
Phil Erari, 2003).
Menurut J.W Ajawaila (dalam
Nani Tuloni dkk, 2003 : 27) menyatakan pedoman untuk membangun dan mengembangkan budaya
nasional adalah tercantum dalam UUD 45 (pasal 23 dan penjelasannya).
Dikatakan
bahwa :
“Kebudayaan
bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai hasil buah usaha budi daya rakyat
Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai
puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung
sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan itu harus menuju kepada kemajuan
adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari
kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa
sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia”.
Dari kutipan di atas bahwa dasar-dasar dalam pengembangan suatu kebudayaan
adalah melibatkan seluruh elemen yang saling bekerja sama dan saling
berhubungan untuk mencapai suatu yang diinginkan.
Kebudayaan nasional dapat
dijadikan sebagai identitas negara Indonesia yang memberikan ciri-ciri
dan khas dari bangsa Indonesia
melalui karya-karya yang telah diciptakan. Kebudayaan bangsa Indonesia dapat
berupa unsur-unsur atau simbol-simbol yang digunakan sebagai dasar dan acuan
dalam pergaulan hidup sehari-hari seperti contoh simbol kebudayaan nasional dalam kehidupan sehari-hari adalah tolongmenolong,
penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi formal yang
digunakan sebagai bahasa pemersatu, selain itu untuk tetap
menanamkan rasa jiwa nasionalisme maka dalam perkuliahan masih diterapkan matakuliah Pancasila dan
Kewarganegaraan. Selain itu juga perlu membangun kesadaran bahwa budaya nasional adalah budaya milik semua masyarakat Indonesia sehingga dengan cara ini diharapkan
akan bersama-sama menjaga budaya nasional negara Indonesia dan merasa bahwa
budaya tersebut adalah budaya sendiri yang harus dijaga dan dilestarikan (J.W
Ajawaila, 2003).
Kebudayaan Global yang Masuk ke Indonesia
Pada saat kebudayaan lokal berkembang menjadi bagian dari kebudayaan nasional, kebudayaan global
muncul dengan sangat pesatnya. Kebudayaan global dengan mudah dapat langsung
disaksikan dan dinik mati oleh masyarakat sehingga hal ini dalam waktu dekat
dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat,
pengaruh kebudayaan global tersebut dapat berdampak positif dapat juga
berdampak negatif.
Kebudayaan global yang memberi
dampak positif misalnyakemajuan teknologi yang canggih sehingga memberikan
kemudahanbagi manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain tanpa mengenalwaktu
dan tempat, selain itu juga manfaat kemudahan yang sering kitagunakan dan
nikmati setiap hari. Namun selain dampak positif ada juga dampak negatif yang
berhubungan dengan fenomena sosial budaya antara lain seperti rusaknya
lingkungan akibat dari kemajuan teknologisehingga digunakan dalam eksploitasi
sumberdaya alam dalam jumlah yang besar dan hal ini sangat merugikan
masyarakat, terutama masyarakat yang masih gagap teknologi.
Perbedaan pola dan kebiasaan
masyarakat desa danmasyarakat kota adalah adanya hedonisme atau keinginan untuk
menguasai hal-hal yang berbau dunia dan konsumerisme terutama di kota-kota
besar yang sering terjadi perselisihan antara mereka yang kaya dengan yang
tidak kaya sehingga hal ini mengakibatkan kesenjangan sosial dalam masyarakat.
Pembangunan ekonomi yang hanya untuk mengejar eksistensi diri. Bahkan
masyarakat merasa gengsi dengan kebudayaan-kebudayaan tradisional daerah,
terutama masyarakat yang hidup dan tinggal di kota. Mereka mengaggap hal
tersebut adalah sesuatu yang tidak model untuk diikuti bahkan dianggap sebagai
kebudayaan yang primitif.
Karena dalam budaya global ada 2 macam sisi yang ditawarkan yaitu
sisi positif dan sisi negatif, maka dalam
menerima unsure kebudayaan tersebut harus benar-benar pintar dalam mengkajinya,
memilah milih dampak mana yang membawa sisi positif, dengan demikian masyarakat Indonesia akan tetap dapat menjaga kebudayaan
bangsa.
Globalisasi
Memperkenalkan Nilai Baru dalam Lingkungan Tradisi
Masuknya zaman era globalisasi dalam konteks budaya dalam tradisi di
Indonesia telah memperkenalkan nilai-nilai baru, nilai-nilai baru tersebut
dapat mempengaruhi kehidupan individu, masyarakat, lingkungan sosial maupun
lingkungan tradisi.
Nilai–nilai dan unsur-unsur baru tersebut memberikan perubahan
yang sangat signifikan terhadap adat dan tradisi dalam lingkup kebudayaan.
Seperti
contoh dalam kehidupan sehari-sehari tata cara berpakaian ornag Indonesia
meniru cara berpakaian orang-orang barat, bahasa yang dipelajari juga bahasa
asing hal ini karena ada sebagian orang yang beranggapan bahwa belajar bahasa
asing lebih keren dibanding mempelajari bahasa daerah yang dianggapnya sudah
ketinggalan zaman dan gengsi.
Hal ini mengakibatkan kurangnya pengetahuan generasi baru terhadap bahasa
daerahnya bahkan tidak sedikit orang-orang yang saat ini banyak yang tidak bisa
menggunakan bahasa daerah, seperti bahasa jawa, saat ini jarang sekali
orang-orang muda yang menggunakan bahasa jawa halus apabila berbicara dengan
orang yang lebih tua, hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan mengenai
bahasa jawa halus yang dikuasainya, selain itu tari-tarian daerahpun saat ini
cenderung diabaikan karena menurunnya kemauan generasi muda untuk ikut serta
dalam melestarikannya dan hal ini dikarenakan bagi generasi muda tari-tarian
tradisional tersebut sangatlah tidak trend untuk zaman
sekarang sehingga mereka lebih memilih dan menyukai tari modern. Hal-hal
seperti ini yang apabila tidak secepat mungkin diatasi maka semua kebudayaan
yang ada akan luntur serta tidak ada pelestarian dan pengelolaan apabila tidak
ada orang yang sadar akan pentingnya kebudayaan bangsa kita.
Dampak
Globalisasi Terhadap Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda,
kebudayaan adat dan tradisi merupakan hal yang menjadi ciri khas dari daerahnya
masing-masing, dan hal ini mencakup aturan hidup bersama dalam masyarakat,
sebagai dasar dalam pergaulan, dan yang paling penting adalah bagaimana kita
dapat mempertahankan nilai kebudayaan di tengah pengaruh globalisasi. Pada
zaman nenek moyang, Indonesia terkenal dengan masyarakat yang saling tolong
menolongnya tinggi, menghormati sesama, sopan santun yang dijunjung tinggi seperti
apabila seorang anak muda atau yang lebih muda berbicara dengan orang yang
lebih tua menggunakan bahasa yang halus dan dengan penuh kesopanan selain itu
negara Indonesia terkenal dengan keramahan orang-orangnya, namun untuk sekarang
ini semua keadaan dan kondisi ini sangatlah berubah secara signifikan.
Perubahan ini terjadi dalam konteks yang sederhana maupun dalam konteks
yang sangat kompleks, contoh yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah
cara berpakaian, cara berpakaian yang dulunya sopan, tertutup dan tidak glamor
namun keadaan sekarang telah berbeda.
Tidak sedikit dari para generasi muda yang saat ini berpakaian lebih
terbuka, kurang sesuai dengan keadaan dan situasi, glamor dan berlebih-lebihan,
dimulai dari keadaan yang sederhana ini kemudian ke dalam hal yang kompleks
dengan meniru kebudayaan barat contohnya yaitu kebudayaan seks bebas
yang saat ini telah menjadi sesuatu yang biasa, hedonisme, kebiasaan
orang-orang untuk hidup hura-hura, minum-minuman keras yang merajalela, pemakaian
narkoba, degradasi moral dan mental yang sangat menurun serta efek kemajuan
teknologi yang sangat canggih juga mempengaruhi moral masyarakat dari anak
kecil sampai orang tua sekalipun (Nani
Tuloli, 2003).
Menurut
Jennifer Lindsay dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural Policy And The
Performing Arts In South-East Asia’, mengungkapkan
kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan
merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik dalam campur tangan, penanganan
yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang
diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural (Rendhi, 2009).
Memang kemajuan teknologi yang canggih telah memberikan kemudahan dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat, namun disamping itu hal ini
juga memiliki sisi negatif yang sangat fatal contohnya dengan
mudahnya mengakses informasi menggunakan internet dapat di salahgunakan untuk
mengakses hal-hal yang negatif seperti pornografi, pornoaksi yang hal ini
sangat merusak kepribadian moral apalagi kalau yang mengakses adalah anak-anak,
akan sangat berdampak buruk kepada calon-calon generasi penerus bangsa.
Selain itu melalui televisi juga dapat memberikan pengaruh yang besar
terhadap semua lapisan masyarakat, baik pengaruh negatif maupun pengaruh
positif. Apalagi televisi menjadi sesuatu yang mengglobal dalam kehidupan
sehari-hari dan hal ini dapat disaksikan oleh semua kalangan secara langsung
sehingga dampak yang terjadipun akan cepat menyebar, untuk saat ini
mengglobalnya institusi-institusi televisi bersamaan dengan peredaran global
yang terjadi seperti adanya iklan, promosi. Selain itu akibat globalisasi
jaringan-jaringan televisi banyak yang menayangkan dari jaringan asing, hal ini
akan sangat memberi pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan.
Namun sebesar apapun dampak globalisasi tergantung pada bagaimana
masyarakat dalam menerima dampak tersebut, apabila unsur dan nilai yang masuk
diterima begitu saja tentunya hal ini tidak ada penyaringan dan akan
melunturkan nilai-nilai budaya asli, namun apabila dampak globalisaisi ini
sebelum menerima untuk diterapkan terlebih
dahulu disaring dengan berdasarkan nilai-nilai pancasila (Rafael Raga Maran, 2000), maka apabila sesuai dengan nilai-nilai pada pancasilaakan membawa
sisi positif yaitu akan berkembangya nilai budaya yang kemudian akan membuat
kebudayaan menjadi sesuatu yang lebih bervariasi selain itu akan menambah
wawasan dalam berfikir untuk pengembangan kebudayaan.
Melestarikan
Kebudayaan dan Pemanfaatan Warisan Budaya
Wujud warisan kebudayaan dapat meliputi warisan fisik maupun warisan
nonfisik, warisan tersebut pada dasarnya memiliki ciri yang khas untuk
daerahnya masing-masing. Oleh karena itu setiap warisan kebudayaan perlu untuk
dilestarikan dan dimanfaatkan supaya warisan kebudayaan tersebut tetap
terjaga. Melestarikan
kebudayaan berarti secara tidak langsung telah membenahi masyarakat bangsa
Indonesia karena dalam kehidupan bermasyarakat kebudayaan merupakan sesuatu
yang kompleks tidak berjalan dengan sendirinya melainkan melibatkan semua
anggota masyarakat, dengan demikian semakin kuat kebudayaan dalam suatu
masyarakat maka keharmonisan dan kedamaian akan tercapai dalam lingkungan
masyarakat tersebut, contohnya dalam masyarakat masih dipelihara sistem budaya
gotong royong dan apabila budaya ini tetap terjaga maka dalam masyarakat akan
terjalin keselarasan dan tidak adanya kesenjangan dan kecemburuan sosial.
Dalam upaya melestarikan kebudayaan pastinya ada komponen yang menjadi
pelaksana (Nani Tuloli, 2003), komponen
pelaksana tersebut dapat meliputi masyarakat. Kebudayaan merupakan hal yang
mendasar bagi masyarakat sehingga diharapkan semua lapisan masyarakat dapat
berpartisipasi, selain masyarakat ada juga pemerintah yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan, selain itu para pendidik, politisi, wartawan juga harus
berpartisipasi dengan cara berperan sesuai dengan perannya masing-masing.
Seperti contoh seorang guru harus dapat mendidik siswanya untuk menumbuhkan
rasa peduli terhadap kebudayaan bangsa. Dengan cara ini apabila rasa kepedulian
sudah tertanam di jiwa-jiwa generasi penerus bangsa maka untuk kedepan
kebudayaan akan terjaga dan akan terbenahi. Apabila semua lapisan masyarakat
sudah menerapkan kepedulian dan kesadaran terhadap kebudayaan bangsa, maka
diharapkan kebudayaan akan dijaga dan dilestarikan dengan baik (Nani Tuloli, 2003).
Selain adanya komponen yang menjadi pelaksana juga ada tindakan yang
dilaksanakan (Nani Tuloli,2003), dalam
tindakan pelestarian hal yang dapat dilaksanakan adalah harus mengetahui
terlebih dahulu kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki, baik itu kebudayaan yang
menjadi adat istiadat dan tradisi maupun kebudayaan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Setelah itu menerima nilai-nilai kebudayaan akibat globalisasi
dengan terbuka akan tetapi bukan berarti langsung menerima nilai-nilai tersebut
dan menerapkannya dalam kebudayaan, melainkan terlebih dahulu menyaringnya mana
nilai yang baik dan mana nilai yang buruk.
Hal yang masih nyata dalam kehidupan sekarang ini adalah pelestarian
kebudayaan dengan berdakwah menggunakan gamelan seperti yang dilakukan oleh
Emha Ainun Najib atau yang lebih dikenal dengan nama Cak Nun, Cak Nun selain
seorang dakwah juga seorang budayawan oleh karena itu selain berdakwah menyebarkan
agama Islam beliau juga melestarikan kebudayaan jawa yaitu gamelan yang
digunakan sebagai perantara dalam dakwahnya. Hal ini sebagai contoh dalam
pelestarian kebudayaan sekaligus menjadi ciri khas kebudayaan dari daerahnya
masing-masing.
Menurut
Effendi (dalam Nani Tuloni dkk, 2003 : 18) mengemukakan bahwa “Warisan budaya
sangat tepat kalau dimanfaatkan untuk pembinaan sumber daya manusia”.
Dari kutipan
ini diartikan bahwa dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia terlebih
dahulu harus mengedepankan moral yang tidak menerima nilai-nilai budaya yang
bersifat negatif, dengan demikian masyarakat atau sumber daya manusianyapun
akan tertata dalam pola kehidupannya.
Kebudayaan juga memilki fungsi disetiap unsur-unsur yangdikandungnya, dan fungsi
ini ada keterkaitan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain, oleh karena
itu apabila ada perubahan dalam satu unsur maka unsur yang lain juga akan
mengalami perubahan juga.
Menurut
Radcliffe-Brown dan Kaplan (dalam Nani Tuloli dkk, 2003 : 10) adalah sistem
budaya memiliki syarat-syarat tertentu untuk memungkinkan eksistensinya, atau
sistem budaya itu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat hidup
terus, dan bila tidak terpenuhi maka sistem itu akan mengalami disintegrasi dan
mati.
Dari
kutipan ini fungsi kebudayaan dapat dipertahankan apabila ada kondisi dan
pihak-pihak yang mendukung berlangsungnya kebudayaan tersebut, karena dalam
pelestarian kebudayaan yang sangat berperan penting adalah orang-orang atau
masyarakat yang memiliki kebudayaan itu, dan fungsi kebudayaan dapat
dipertahankan apabila dapat menyelaraskan dengan perkembangan dan kemajuan
zaman akan tetapi kalau tidak bisa menyelaraskannya maka yang terjadi adalah
akan terjadi perubahan fungsi yang tidak seharusnya.
Dampak
Kebudayaan Asing di Indonesia
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi
kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi
yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai
bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya
dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
1. Dampak
Positif
a)
Perubahan
Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi
rasional.
b)
Berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c)
Tingkat
Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Dampak
Negatif
a)
Pola
Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat
membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu
masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang
ada.
b)
Sikap
Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan
teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang
mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c)
Gaya
Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan
cocok diterapkan di Indonesia.Budaya negatif yang mulai
menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi
hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja,
remaja lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia
dan lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai
penerus bangsa tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa.
d)
Kesenjangan
Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya
ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang
pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan
kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan
adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bias merusak
kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.
Antisipasi Pengaruh Negatif Budaya
Asing
Langkah – langkah untuk
mengantisipasi pengaruh negatif asing terhadap budaya kehidupan masyarakat
indonesia:
1.
Menanamkan
dan mengamalkan nilai – nilai pancasila dengan sebaik-baiknya
2.
Menanamkan
dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik – baiknya
3.
Menumbuhkan
semangat nasionalisme yang tangguh
4.
Selektif
terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, dan sosial
budaya bangsa.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kebudayaan asing dan Globalisasi
sangat berpengaruh kepada masyarakat indonesia terutama pada bidang teknologi.
Di bidang permainan juga berpengaruh, karena sekarang banyak permainan
tradisional yang kemungkinan mulai punah. Tak hanya dalam bidang teknologi dan
pemainan, dari gaya hidup masyarakat zaman sekarang semakin merajalela atau
semakin bebas. Dari kejadian tersebut, dampaknya bisa berpengaruh bagi anak –
anak karena anak – anak untuk kedepannya akan menjadi individualisme tidak ada
sosialiaisasi terhadap dunia luar karena terpengaruh oleh gadget, dan anak –
anak akan lebih mementingkan gadget sebagai bahan permainan daripada permainan
tradsional yang membutuhkan teman sebagai teman lawan main. Dan bisa jadi, anak
– anak menjadi tertutup karena hanya media sosial-lah yang bisa mereka
ungkapkan perasaan mereka.
Kita sebagai warga negara indonesia,
harus memilah budaya asing dan globalisasi agar tidak disalahgunakan oleh
masyarakat indonesia. Dan juga warga indonesia harus selalu memberikan
sosialisasi kepada anak – anak dan remaja agar tidak terpengaruh terhadap
budaya asing dan tidak ketergantungan terhadap gadget. Masyarakat indonesia boleh mengikuti
perkembangan zaman tetapi jangan sampai kecanduan yang pada akhirnya akan
terjadi individualisme yang sekarang sudah merajalela.
DAFTAR
PUSTAKA
Maran, Raga Rafael. (2000). Manusia
& Kebudayaan dalam PerspektifIlmu Budaya Dasar. Jakarta :
PT Rineka.
Tulolli, Nani dkk. (2003). Dialog
Budaya Wahana Pelestarian danPengembangan Kebudayaan Bangsa. Jakarta :
CV. Mitra Sari. Undang Undang Dasar 45
pasal 23 tentang Kebudayaan Nasional.
Referensi Media Masa
Rendhi. (2009). “Permasalahan
Kebudayaan Akibat dari Globalisasi” diunduh dari (http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaan-daerah/), pada 10 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar